Sejarah Suku Maya
Peradaban suku Maya dalam catatan sejarahnya dimulai pada masa pra-klasik, berkembang di medio atau era klasik (sekitar 6,5 abad), dan bertahan sampai masa pasca-klasik dimana ketika penjajahan dari Spanyol dilakukan sampai ke Yucatan. Peradaban ini muncul di wilayah Mesoamerika. Bisa dikatakan memiliki kebudayaan yang tinggi dengan berbagai penemuan yang spektakuler, dimulai dari bidang arsitektur, matematika sampai bidang astronomi.
Masifnya relasi-interaksi dintara suku Maya dengan Mesoamerika membuat peradaban suku Maya memiliki banyak kesamaan dengan suku Mesoamerika. Selain itu sebab difusi budaya menjadi faktor kuatnya peradaban diantara keduanya sulit untuk dipisahkan. Pengaruh kebudayaan seperti epigraf, tulisan-tulisan sejarah suku sampai kalender bisa diketemukan sampai ke wilayah Meksiko Tengah, dimana berjarak lebih dari 1000 km dari pusat budaya suku Maya.
Pertanyaan yang muncul, apakah masih ada suku Maya kini? Hebatnya, keturunan dan peradaban suku Maya sampai kini masih bertahan (survive). Ekspansi penjajahan oleh bangsa Eropa, khususnya Spanyol tak membuatnya menepi dari sejarah. Kini, suku Maya bersama dengan keturunannya mampu membentuk populasi yang bersikukuh mempertahankan tradisi kepercayaan, yang merupakan hasil percampuran (akulturasi) dengan ideologi Katolik Roma yang diadaptasi sejak zaman sebelum Columbus.
Bahasa yang mereka gunakan sehari hari masih bertahan dengan bahasa nenek moyang yang sudah berumur ribuan tahun. Mereka tak terpengaruh atau bahkan terkooptasi untuk menggunakan bahasa selain bahasa susuannya. Dan pada tahun 2005, UNESCO memasukkan Rabinal Achi, sebagai salah satu bentuk budaya mereka kedalam daftar warisan budaya lisan dan nonbendawi manusia.
Peninggalan Kebudayaan dan Peradaban
Tinggi rendahnya sebuah bangsa bisa dilihat dari sisa peninggalan produk budayanya. Demikian bahwa peradaban suku Maya dinilai banyak peneliti memiliki cita rasa yang unik dan bernilai tinggi. Suku Maya memperoleh zaman keemasannya pada masa klasik. Di zaman batu sekalipun suku Maya sudah mengenal sistem pertanian atau bercocok tanam, seni membuat bangunan, sampai kepada tradisi kecantikan.
Candi el castillo, yang merupakan salah satu peninggalan suku Maya mirip dengan candi Sukuh di Jawa Tengah. Adalah hasil penelitian Prof. Gualberto Alonzo yang dalam bukunya bertajuk “An Overview of the Mayan World” yang menjelaskan kemiripan tersebut.
Peradaban suku Maya yang dikenal tinggi dan berkualitas intelektual akhirnya mengalami kulminasi keruntuhannya.
Pada bulan Oktober 2009 yang lalu, NASA memberitahukan hasil penelitian mereka tentang penyebab keruntuhan Peradaban Suku Maya. Dengan memakai teknologi ruang angkasa, misteri Legenda Maya yang cerdas kini dapat diungkap.Seperti yang kita ketahui, Suku Maya adalah suku yang menetap di Amerika Tengah dan antara 250 M sd. 925 M mereka mencapai masa keemasan dengan teknologinya. Keturunan Suku Maya masih ada hingga saat ini, yang telah runtuh adalah peradaban mereka pada masa lampau.
Suku Maya terkenal sebagai suku yang memiliki peradaban yang unik dengan tingkat intelektual yang tinggi. Pada zaman batu mereka telah mengenal seni membuat bangunan, kecantikan, cara menanam dan sistem pertanian, juga mengenal tulisan yang disebut dengan glyph.
(Bangunan Maya Kuno)
(Kalender Maya)
Terdapat kemiripan antara Bahasa Jepang dan Bahasa Maya.
Yang menarik, Suku Maya meninggalkan Candi El Castilo yang mirip dengan Candi Sukuh di Jawa Tengah, hal ini pernah diteliti oleh Prof. Gualberto Alonzo dan dituangkan dalam bukunya yang berjudul “An Overview Of The Mayan World”.
Walaupun memiliki peradaban yang sedemikian hebat, akhirnya Peradaban Suku Maya mengalami keruntuhan. NASA membiayai para peneliti untuk dapat menjelaskan hal ini.
Menggunakan teknologi ruang angkasa dengan pencitraan gambar dari satelit, menghasilkan data infra merah untuk mengidentifikasi ratusan kota kuno Suku Maya yang sebelumnya belum kita ketahui. Ini luar biasa, dimana teknologi ruang angkasa dipakai dalam bidang Arkeologi.
Paragraf selanjutnya berisikan hasil penelitian NASA.
Suku Maya menebang hutan hingga gundul untuk membangun kuil-kuil, piramid dan monumen pada masanya. Kemudian terjadi musim kemarau, kurangnya curah hujan menyebabkan persediaan air tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan kota-kota mereka, ditambah lagi dengan menyebarnya wabah penyakit mengakibatkan kota-kota mereka mulai musnah satu-persatu. Diperkirakan juga terjadi perang saudara, ini diperkuat dengan ditemukannya kuburan massal pada beberapa kota Suku Maya.
Kelaparan, kehausan, wabah penyakit dan perang saudara akhirnya menjadikan mereka legenda yang menghiasi buku-buku sejarah. Disini terlihat, pentingnya kita menjaga kelestarian alam. Hutan sangatlah penting untuk kelangsungan hidup kita, bahkan peradaban secerdas Maya mengalami keruntuhan akibat mereka tidak menjaga alamnya. Semoga kita tidak bernasib sama seperti mereka.
Kesimpulannya, Suku Maya menyebabkan runtuhnya peradaban mereka sendiri. Selengkapnya...